Apa
yang menarik dari sebuah film dokumenter, ialah alur atau konsep penyajian
gambar/vidionya, sehingga pesan yang ingin disampaikan sampai pada penontonnya.
Begitupun dengan mahasiswa semester V fakultas Hukum UIC Doel Rachman atau yang biasa di sapa Ame’.
Film dokumenter yang akan rilis di bulan maret ini menyajikan cerita dibalik istilah cabe-cabean atau lebih sepesifiknya mencoba mengulas lebih dalam istilah Cabe-cabean yang belakangan ini tenar di pendengaran kita. Sebuah script yang dipantik dari lingkungan sekitarnya dan setelah mengikuti aktifitas ABG putri ibu kota yang sering keluyuran, Ame’ yang dengan kesempatan ini bekerjasama dengan Sketsa Trotoar dengan begitu optimistik akan menyajikannya dalam sebuah film dokumenter. proses pembuatan film ini pun dilakukan secara indie, walaupun demikian crew yang tergabung sudah cukup berpengalaman dalam bidangnya, walaupun masih terbilang muda.
Sama halnya dengan proses pembuatan film dokumenter yang lain, langkah awalnya pun dimulai dengan observasi. Ame’ mengelilingi kota jakarta dan mendatangi tempat-tempat yangs ering dijadikan angkringan bagi para pelaku “Cabe-cabean” ini.
Film dokumenter yang akan rilis di bulan maret ini menyajikan cerita dibalik istilah cabe-cabean atau lebih sepesifiknya mencoba mengulas lebih dalam istilah Cabe-cabean yang belakangan ini tenar di pendengaran kita. Sebuah script yang dipantik dari lingkungan sekitarnya dan setelah mengikuti aktifitas ABG putri ibu kota yang sering keluyuran, Ame’ yang dengan kesempatan ini bekerjasama dengan Sketsa Trotoar dengan begitu optimistik akan menyajikannya dalam sebuah film dokumenter. proses pembuatan film ini pun dilakukan secara indie, walaupun demikian crew yang tergabung sudah cukup berpengalaman dalam bidangnya, walaupun masih terbilang muda.
Sama halnya dengan proses pembuatan film dokumenter yang lain, langkah awalnya pun dimulai dengan observasi. Ame’ mengelilingi kota jakarta dan mendatangi tempat-tempat yangs ering dijadikan angkringan bagi para pelaku “Cabe-cabean” ini.
inti
dari film ini sendiri, berusaha menyampaikan bahwa apa yang kemudian di sebut
cabe-cabean ini adalah hanyalah istilah baru yang perujukannya sudah lama kita
temui bahkan dimulai dari masa istilah jablay, kimcil dsb.
Film
ini memuat pesan seruan untuk mencegah pergaulan bebas ABG putri yang semakin
tak terarah dengan baik dan kearah yang positif. seperti yang dikutip Ame’
dalam script narasinya bahwa cabe-cabean adalah sebuah miniatur eksploitasi ABG
putri atau yang secara tidak langsung merupakan pemerkosaan dini yang sudah
pasti akan merusak pondasi seksual seorang anak.
Film
yang berjudul Balada Cabe-cabean ini
berdurasi selama 1 jam dengan alur dan narasi yang apik karya Doel Rachman.
Film ini akan rilis di bulan Maret tanggal 19 di beberapa event penting
menyikapi issu soal kesenjangan sosial, perempuan, dan di event-event pelajar
atau yang biasa di kenal dengan istilah pentas seni PENSI.
Anindita Putri.
0 komentar:
Posting Komentar