Rabu, 27 Januari 2016

BALADA CABE-CABEAN : a Documentary Film By Doel Rachman

0

Apa yang menarik dari sebuah film dokumenter, ialah alur atau konsep penyajian gambar/vidionya, sehingga pesan yang ingin disampaikan sampai pada penontonnya. Begitupun dengan mahasiswa semester V fakultas Hukum UIC Doel Rachman atau yang biasa di sapa Ame’.  

Film dokumenter yang akan rilis di bulan maret ini menyajikan cerita dibalik istilah cabe-cabean atau lebih sepesifiknya mencoba mengulas lebih dalam istilah Cabe-cabean yang belakangan ini tenar di pendengaran kita. Sebuah script yang dipantik dari lingkungan sekitarnya dan setelah mengikuti aktifitas ABG putri ibu kota yang sering keluyuran, Ame’ yang dengan kesempatan ini bekerjasama dengan Sketsa Trotoar dengan begitu optimistik akan menyajikannya dalam sebuah film dokumenter. proses pembuatan film ini pun dilakukan secara indie, walaupun demikian crew yang tergabung sudah cukup berpengalaman dalam bidangnya, walaupun masih terbilang muda. 

Sama halnya dengan proses pembuatan film dokumenter yang lain, langkah awalnya pun dimulai dengan observasi. Ame’ mengelilingi kota jakarta dan mendatangi tempat-tempat yangs ering dijadikan angkringan bagi para pelaku “Cabe-cabean” ini.
Poster : Doel R.

inti dari film ini sendiri, berusaha menyampaikan bahwa apa yang kemudian di sebut cabe-cabean ini adalah hanyalah istilah baru yang perujukannya sudah lama kita temui bahkan dimulai dari masa istilah jablay, kimcil dsb.

Film ini memuat pesan seruan untuk mencegah pergaulan bebas ABG putri yang semakin tak terarah dengan baik dan kearah yang positif. seperti yang dikutip Ame’ dalam script narasinya bahwa cabe-cabean adalah sebuah miniatur eksploitasi ABG putri atau yang secara tidak langsung merupakan pemerkosaan dini yang sudah pasti akan merusak pondasi seksual seorang anak.

Film yang berjudul Balada Cabe-cabean ini berdurasi selama 1 jam dengan alur dan narasi yang apik karya Doel Rachman. Film ini akan rilis di bulan Maret tanggal 19 di beberapa event penting menyikapi issu soal kesenjangan sosial, perempuan, dan di event-event pelajar atau yang biasa di kenal dengan istilah pentas seni PENSI.

Anindita Putri.

0 komentar:

Posting Komentar

Foto Kegiatan

" />  photo hhdrhhdhdrhdh_zps2794a59b.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />  photo 565465645565_zps62adc85f.jpeg" />