Sumber foto : Google Image |
1). Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
2). Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
3).Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
4). Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan produksi video/ film, terdapat
banyak jenis kamera yang digunakan. Pembagian jenis kamera video/ film
dibedakan atas media yang digunakan untuk menyimpan data (gambar &
suara) yang telah diambil.
Seperti halnya pada fotografi, gambar yang telah
diambil disimpan pada gulungan film. Namun pada kamera jenis ini,
disamping gulungan film juga terdapat pita magnetik untuk menyimpan data
suara. Dalam 1 detik pengambilan gambar, dibutuhkan sekitar 30 frame
film. Adapun jenis film yang digunakan adalah film positif (slide),
dimana untuk melihat isinya harus dicuci terlebih dulu di laboratorium
film dan diproyeksikan dengan menggunakan proyektor khusus.
Kamera jenis ini menyimpan data gambar dan suara pada pita magnetik. Secara umum terdapat 2 jenis kamera :
Analog (AV)
Data yang disimpan sebagai pancaran berbagai kuat
sinyal (gelombang) pada pita kamera perekam. Macam kamera jenis ini
antara lain VHS, S – VHS, 8mm, dan Hi – 8.
Digital (DV)
Kamera perekam video digital menyimpan data dalam
format kode biner bit per bit yang terdiri atas rangkaian 1 (on) dan 0
(off). Jenis kamera ini antara lain mini DV, dan Digital 8.
Secara umum bagian-bagian kamera video terdiri atas :
1. Baterai untuk catu daya
2. Tempat kaset
3. Tombol Zoom
4. Tombol Recorder
5. Port Output video / audio (bisa berupa analog ataupun digital)
6. Cincin Fokus
7. Jendela preview (View Fender)
8. Mikrofon
9. Tombol kontrol cahaya
10. Tombol Player (untuk memainkan kembali video).
11. Terminal DC Input.
Selain itu juga banyak terdapat fasilitas–fasilitas
tambahan yang berbeda antara kamera satu dengan kamera lainnya.
Fasilitas itu antara lain lampu infra merah untuk pengambilan gambar
pada tempat yang gelap, edit teks langsung dari kamera, efek-efek video
lain, slow motion dan masih banyak lagi.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
· Bird Eye View
Teknik
pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di
atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan
benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
· High Angle
Sudut
pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat
kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
· Low Angle
Sudut
pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi
terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
· Eye Level
Sudut
pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan
tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan
dramatis melainkan kesan wajar.
· Frog Eye
Sudut
pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar
kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata
penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan
pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat
bermacam-macam istilah antara lain:
· Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
· Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
· Close Up
(CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang
terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu
baru
· Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
· Medium Shot
(MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang
terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
· Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
· Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
· Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
· Medium Long Shot
(MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya
terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang
maka tampak dari kepala sampai lutut.
· Extreme Long Shot (XLS):
gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek
lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi
objek tersebut terhadap lingkungannya.
· One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
· Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
· Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
· Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
· Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
· Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
· Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
· Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
· Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
· Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
· Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
· Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
· Objek bergerak sejajar dengan kamera.
· Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
· Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya
mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek
tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan.
Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
· Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
· Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
· Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
· Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
· Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
· Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
· The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
· Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
· Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
· Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
· Walking Shot:
teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya
digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau
dikejar sesuatu.
· Over Shoulder :
pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya
terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan
bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang
bercakap-cakap.
· Profil Shot
: jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari
samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua
memperlihatkan orang kedua.
0 komentar:
Posting Komentar